Kamis, 25 Juni 2015

Karakteristik, Penyebab, dan Cara Menanggulangi Anak Tunalaras



BAB I
PENDAHULUAN


              A.        Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali macam tingkah laku, karakteristik dan bentuk fisik manusia yang kita temui. Baik itu orang normal maupun tidak normal. Didalam pendidikan juga ada yang untuk anak normal dan untuk anak yang membutuhkan layanan khusu atau sekolah luar biasa.
Anak luar biasa adalah anak yang mengalami gangguan atau hambatan perkembangan baik fisik maupun mentalnya sehingga mereka membutuhkan perhatian dan layanan khusus,hal ini dengan tujuan agar mereka mampu menjalani kehidupan sehari-hari tanpa membutuhkan orang lain.
Salah satu anak yang mengalami hambatan atau gangguan yaitu anak tunalaras.Anak tunalaras adalah anak yang mangalami gangguan emosi dan mentalnya dimana anak ini berbuat sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh anak seusianya.Contoh prilaku yang dilakukan adalah mencuri, membuat keributan atau cemas orang lain, menyakiti orang lain dan sebagainya yang tidak biasa dilakukan oleh anak seusianya.Orang tua atau guru harus bisa mendeteksi dini kalau anaknya mengalami hambatan, hal ini bertujuan agar kelainan yang dialami anak tidak berkembang atau bertambah parah.Misalnya kalau anak mengalami ketunalarasan maka pihak yang bersangkutan harus cepat mencengahnya, agar kelainannya tidak bertambah parah.
Kalau anak sudah mempunyai pergaulan yang tidak baik maka, orang tua harus cepat tanggap dan mencengahnya agar anak tidak berlarut-arut dalam permasalahan tersebut.Kalau anak sudah mempunyai perilaku dan emosi yang tidak sesuai dengan usianya maka, keluarga harus menerima anak tanpa mengabaikannya.Dan langkah yang harus dilakukan adalah bagaimana agar anak bisa keluar dari gangguan perilaku yang dialaminya.Cara yang tepat yaitu dengan konsultasi ke psikolog dan bagaimana cara menangani anak tersebut. salah satu cara menanganinya yaitu dengan terapi bermain.Oleh sebab itu penulis telah menyiapkan berbagai macam terapi bermain yang bisa diterapkan kepada anak kalau seandainya anak mengalami kelainan prilaku.Hal ini dilakukan karena yang sama kita ketahui bahwa yang namanya anak-anak pasti menyukai yang namanya bermain.Jadi sambil bermain kita bisa mencegah dan menghilangkan agar kelainan perilaku yang dialami anak tidak bertambah.

              B.        Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis akan membatasi masalahnya yaitu :
                                 1.         Pengertian anak tunalaras
                                 2.         Permasalahan anak tunalaras
                                 3.         Sasaran yang terapi
                                 4.         Prinsip, pendekatan dan metoda
                                 5.         Evaluasi terapi permainan

                C.        Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam bagaimana anak luar biasa terutama anak tunalaras.Baik itu karakteristik, penyebab dan cara menanggulanginya.Disini kita akan mengetahui apa saja yang bisa dialakukan untuk mengetahui anak yang mengalami kelainan dan bagaimana cara mencengahnya.Dan kalau sudah terjadi bagaimana cara memberikan terapinya, maka disini kita akan lansung mengetahui bagaimana cara memberikan terapi bermain kepada anak tunalaras, agar kelainan perilaku yang dialami anak bisa diatasi sambil bermain.

               D.        Manfaat Pembahasan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
                                                      1.            Agar semua pihak mengetahui bagaimana anak luar biasa terutama anak tunalaras
                                                      2.            Agar orang tua, guru dan masyarakat bisa menerima kehadiran anak yang mengalami kelainan


BAB II
PEMBAHASAN


     A.    Pengertian Anak Tunalaras
Istilah tunalaras pada umumnya diasosiasikan dengan anak dan remaja yang sering menimbulkan keresahan dan keonaran, baik disekolah maupun masyarakat, seperti mencuri, mabuk, penggunaan ganja dan obat terlarang, perkelahian, perkosaan dan sebagainya.Penyandang tunalaras sangat heterongen. Penyandang tunalaras tidak hanya membuat orang lain marah, sedih, was-was, atau pusing karena gangguan yang ditimbulkan. Mereka mempunyai hambatan sehingga tidak mungkin menjalin hubungan interpersonal yang memuaskan.
Jadi anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan atau melakukan kenakalan yang tidak sesuai dengan tingkah laku anak seusianya, wujudnya seperti: mencuri, mengganggu, dan menyakiti orang lain.

      B.     Permasalahan Anak Tunalaras
Ada beberapa pemasalahan yang dialami oleh anak tunalaras, diantaranya yaitu sebagai berikut :
                                 1.         Jenis perilaku yang dimiliki oleh anak behavioral deficit, misalnya kurang memiliki pengetahuan tentang bagaimana bersikap, keterampilan bina diri, mengendalian dan memantau sikap sendiri.
                                 2.         Perilaku yang berlebihan, misalnya cemas, rendah diri.
                                 3.         Cara mengendalikan lingkungan secara tidak benar, misalnya kelainan perilaku seksual, tidak sensitive terhadap hal-hal yang menganggu.
                                 4.         Cara merespon diri yang tidak benar, misalnya, tidak menafsirkan perasaan orang secara cepat.
                                 5.         Cara lingkungan yang tidak memperhatikan anak secara baik, misalnya anak dimanjakan, tidak diajari kalau berbuat salah.

              C.        Sasaran Yang Diterapi
Sasaran yang akan diberikan terapi yaitu permasalahan yang mengganggu dan menghambat proses pembelajaran dan proses dalam kehidupan sehari-hari.Diantaranya sebagai berikut :
                                 1.         Perilaku yang menyimpan dalam hal sikap, keterampilan sosial, ketrampilan bina diri, mengendalikan dan memantau perintah sendiri
                                 2.         Perilaku yang berlebihan, cemas, rendah diri, over-akting, ingin dipuji
                                 3.         Penyimpangan perilaku seksual, tidak sensitive pada hal-hal yang mengganggu.
                                 4.         Perasaan yang tidak realistis dan kurang peka
                                 5.         Perilaku yang manja dan tidak dewasa.

               D.        Jenis Permainan Bagi Anak Tunalaras
Adapun jenis permainan yang akan diberikan kepada anak tunalaras disesuaikan dengan permasalahan dan minat serta bakat anak.Permainan bagi anak tunalaras sebaiknya diarahkan kepada sasaran terapi untuk mereka, antara lain:permainan aktif sacara fisik dengan menggunakan alat atau tanpa alat.Dintaranya sebagai berikut :
                                 1.         Permainan yang menggunakan alat, misalnya : sepak bola, lempar lembing, lempar cakram,badminton, permainan musik, seni lukis, permainan warna dan lain sebagainya.
                                 2.         Permainan tanpa alat, antara lain: gulat, boxen, permainan tebak-tebakan, permainan imjinasi, permainan drama, permainan bahasa, permaianan matematika, permainan berpikir dan lain sebagainya.

              E.        Prinsip, Pendekatan, dan Metode
                                 1.         Prinsip terapi permainan bagi anak tunalaras pada umumnya, diperlukan prinsip sebagai berikut:
                                                       a.            Prinsip kasih sayang
Anak tunalaras mempunyai karakteristik sosial emosional dengan gangguan kepribadian, perlu pendekatan secara psikis dengan kasih sayang dari semua pihak baik keluaga, sekolah ataupun masyarakat.
                                                      b.            Prisip individual
Peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka untuk anak tunlaras perlu diperlihatkan sikap perilakunya secara individual untuk menentukan program yang akan dirancang agar perilaku yang menyimpang dapat diterapi dengan kegiatan terapi bermain.
                                                       c.            Prinsip motivasi belajar
Motivasi belajar bagi anak tunalaras bertujuan untuk memupuk daya akan kekuatan dari dalam diri anak, agar mereka bergerak dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam melakukan terapi bermain.Untuk membangkitkan motif-motif belajar, dengan cara memberikan materi yang menarik, media yang sesuai, metode tepat dan cara menyampaikan pelajaran yang komunikatif.
                                                      d.            Prinsip belajar kelompok
Anak tunalaras yang mengalami gangguan sosial emosional perlu pendekatan dengan cara belajar dalam kelompok untuk mengembangkan rasa kebersamaan, menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa, dan bekerja secara gotong royong.Bila anak tunalaras sulit beradaptasi, diperlukan tindakan modofikasi tingkah laku secara khusus dan terus menerus sampai dia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
                                 2.         Pendekatan terapi bermain bagi anak tunalaras
                                                       a.            Pendekatan psikoanalisis
Pembelajaran dengan pendekatan psikoanalisi, membantu mengungkapkan hal-hal yang mendasari patologi mental dalam usaha untuk meningkatkan fungsi kejiwaan yang tercermin dalam tingkah laku dan prestasi.
                                                      b.            Pendekatan psikologi pendidikan
Anak tunalaras dengan gangguan psikiatrik ada penyimpangan perilaku yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar.Dengan terapi permainan dapat dikembangkan kreatifitas anak.
                                                       c.            Pendekatan humanistic
Program pendidikan bagi anak tunalaras diarahkan pada peningkatan pengarahan diri.Kegiatan pembelajaran dalam situasi demokrasi, terbuka dan menyenangkan.
                                                      d.            Pendekatan ekologi
Anak tunalaras dianggap sebagai anak bermasalah, dengan terapi permainan, suatu kegiatan yang bertujuan untuk merubah tingkah laku yang tidak diharapkan.
                                                       e.            Pendekatan prilaku
Anak tunalaras dengan perilaku yang menyimpang, perilaku yang tampak dianalisis untuk dimodifikasi dengan perilaku yang diharapkan.
                                 3.         Metode terapi permainan bagi anak tunalaras
Metode yang digunakan untuk anak tunalaras adalah metode yang dapat memotivasi belajar, menarik dan tidak membosankan.Metode yang sesuai dalam proses terapi permainan antara lain, metode brain stroming (curah gagasan), metode diskusi, metode problem solving, metode inquiry, metode kerja kelompok, metode karya wisata, metode eksprimen, metode latihan, metode penugasan dan lain sebagainya.

              F.         Evaluasi
Evaluasi yaitu untuk mengetahui sejauh mana terapi permainan yang telah diberika sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yang dilihat melalui perubahan dari objek terapi.Proses dari pelaksanaan evaluasi diamati dari sebelum proses belajar dilakukan hingga akhir kegiatan.
                                 1.         Jenis evaluasi yang digunakan untuk terapi permainan antara lain sebagai berikut :
                                                       a.            Evaluasi sikap, yakni evaluasi untuk mengetahui perubahan sikap mental.Dilakukan sebelum selama atau sesudah kegiatan berlangsung. Alat yang digunakan antara lain, daftar skala sikap, checklist, interview guide dan anecdotal record.
                                                      b.            Evaluasi minat dan bakat, yang ditunjukkan untuk mengetahui minat dan bakat anak.Alat yang digunakan adalah alat-alat permainan, keterampilan, dan alat-alat olahraga.
                                                       c.            Evaluasi kemampuan, yang dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan masing-masing anak, yang meliputi kemampuan mental, intelektual, dan fisik yang didalamnya termasuk kemampuan otot dan alat koordinasi sensomotorik.
                                                      d.            Evaluasi sosial, yang digunakan untuk mengetahui atau hubungan sosial anak tunalaras kepada sesama teman, guru, orang tua, dan masyarakat. Evaluasi ini dapat dilakukan kapan saja.Alat yang digunakan sama dengan alat evaluasi pada umumnya dan diperlukan sosiometri.
                                 2.         Adapun langkah-langkah dalam mengevaluasi adalah sebagai berikut :
                                                       a.            Persiapan terhadap anak
                                                                                 1)         Subjek yang akan dikenakan evaluasi, ialah murid yang mengikuti kegitan terapi bermain
                                                                                 2)         Aspek yang dievaluasi
                                                                                 3)         Alat-alat yang digunakan dalam evaluasi
                                                                                 4)         Waktu dan penjadwalan evaluasi
                                                      b.            Pelaksanaan evaluasi
                                                                                 1)         Evaluasi sikap, dengan cara, mengadakan pengamatan terhadap sikap anak, mengadakan wawancara, serta pemberian tugas.
                                                                                 2)         Evaluasi minat dan bakat anak, dengan cara, wawancara dengan masing-masing siswa, permainan bebas.


BAB III
PENUTUP


       A.    Kesimpulan
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan anak baik itu lingkungan keluaga, sekolah maupun masyarakat.Dimana kalau anak hidup dalam keluarga yang bisa menghargai dan mendidik anak dengan baik maka anak akan bisa tumbuh kembang dengan baik dan begitu juga sebaliknya karena keluarga tempat yang paling utama anak mendapat pendidikan.Dalam lingkungan keluarga anak mendapat pendidikan yang baik, tapi lingkungan tidak baik maka anak juga bisa mempunyai sifat atau kelainan misalnya suka membuat keributan dan cemas orang lain.Untuk mengatasi terjadinya kelainan tersebut yaitu dengan lebih memperhatikan anak baik dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

       B.     Saran
                                 1.         Orang Tua
Orang tua harus bisa menjaga anaknya mulai dari masa hamil sampai melahirkan dan anak tumbuh kembang.Orang tua juga harus memperhatikan anak dalam menjalani kehidupan sehari-hari baik dilingkungan kelurga, sekolah ataupun masyarakat agar anak tidak mengalami perilaku yang menyimpang.Kalau seandainya anak sudah mengalami gangguan perilaku sebaiknya anak dibawa ke psikolog atau ahli terapi atau bisa juga melakukan terapi bermain yang telah diuraikan diatas, agar kelainan perilaku anak bisa terasi secepat mungkin.
                                 2.         Guru Sekolah
Guru harus memperhatikan cara pergaulan anak-anaknya disekolah, dan cepat mencengahnya kalau seandainya ada penyimpangan perilaku yang dialami oleh anak didiknya.Seorang guru harus kreatif dalam pemilihan metode pengajaran yang akan diberikan kepada peserta didik, agar anak tidak termotivasi dan tidak cepat bosan dan jenuh dalam belajar. Guru harus mengetahui dulu bagaimana karakteristik peserta didiknya agar memudahkan dalam pemilihan metode yang tepat untuk peserts didiknya.
                                 3.         Masyarakat
Agar masyarakat bisa menerima kehadiran anak yang mengalami gangguan perilaku atau anak tunalaras. Masyarakat harus bisa menghargai anak-anak tersebut, karena anak-anak itu butuh pujian, dihargai dan sebagainya serta mengikut sertakan dalam semua kegiatan tanpa membedakan dengan anak normal yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar