Jumat, 19 Juni 2015

Pedoman Umum Pembentukan Istilah


BAB I
PENDAHULUAN

           A.    Latar Belakang
Negara  Indonesia  adalah   Negara  berkembang di dunia yang terdiri dari ribuan pulau ,memiliki keanekaragaman budaya,suku,ras dan agama.Sebagai Negara yang majemuk dan dan banyak memiliki perbedaan,menjadi kelebihan dan juga sekaligus kelemahan yang jika perbedaan tersebut di kedepankan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah bermakna:kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,proses ,keadaan,atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.di samping kata istilah ada pula kata turunan istilah yang lain.
Atas dasar itu tidak heran beberapa tahun terakhir ini di Indonesia muncul berbagai kata yang memiliki banyak makna baru .
Untuk itu kita perlu mengetahui dan memahami ilmu kebahasaan secara utuh.
B.     Rumusan Masalah
      1.            Apakah yang di maksud dengan istilah?
      2.            Bagaimana proses pembentukan istilah?
      3.            Macam-macam dari berbagai pembentukan istilah?

C.    Tujuan Pembahasan
      1.            Untuk mengetahui apa yang di maksud  dengan istilah
      2.            Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan istilah.
    3.       Untuk mengetahui macam-macam dari berbagai pembentukan istilah.


BAB II
PEMBAHASAN

   A.    Macam-Macam Konsep Dasar

             1.         Definisi Istilah
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
              2.         Tata Istilah dan Tata Nama
Tata istilah ialah perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkannya.Tata nama istilah ialah perangkat peraturan penamaan beberapa cabang ilmu, seperti kimia dan biologi beserta kumpulan nama yang dihasilkannya.
              3.         Istilah Khusus dan lstilah Umum
Istilah khusus ialah istilah yang pemakiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu, sedangkan istilah umum ialah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum.
Contoh:           Istilah Khusus                         Istilah umum
diagnosis                                 daya
pidana                                     penilaian
                4.         Kata Dasar Peristilahan
Kata dasar peristilahan ialah bentuk bahasa yang dipakai sebagai istilah dengan tidak mengalami penurunan bentuk, atau yang dipakai sebagai alas istilah yang berbentuk turunan.
Contoh:           Kata Dasar                  Bentuk Turunan
Impor                           Pengimpor
Ion                                Pengionan.
              5.         Imbuhan Peristilahan
       Imbuhan peristilahan ialah bentuk yang ditambahkan pada bentuk dasar sehingga menghasilkan bentuk turunan yang dipakai sebagai istilah.Imbuhan berupa awalan, akhiran, dan sisipan atau gabungannya.
Misalnya:         pen + cacah = pencacah                      lapis + an = lapisan
ke + jenuh + an = kejenuhan               g + el + igi = geligi
              6.         Kata Berimbuhan Peristilahan
Kata berimbuhan peristilahan ialah istilah (berbentuk turunan) yang terdiri atas kata dasar dan imbuhan.
Misalnya:         bersistem                     pemolimeran
pendakwaan                tersinar-X
              7.         Kata Ulang Peristilahan
Kata ulang peristilahan ialah istilah yang berupa ulangan kata dasar seutuhnya atau sebagiannya, dengan atau tanpa pengimbuhan dan perubahan bunyi.
Misalnya:         Jari       »jejari                          Kuning            »kekuning-kuningan
Pohon  »pepohonan                 Langit              »langit-langit
              8.         Gabungan Kata Peristilahan
Gabungan kata peristilahan ialah istilah yang terbentuk dari beberapa kata.
Misalnya:         angkatan bersenjata                 daya angkut
komisaris utama                      persegi panjang
pusat listrik                              tenaga air
              9.         Perangkat Kata Peristilahan
Perangkat kata peristilahan ialah kumpulan istilah yang  dari bentuk yang sama, baik dengan proses penambahan, pengurangan, maupun dengan proses penurunan kata.
Misalnya:                   -sorb                –erap
absorb              serap
absorbate         zat terserap

  B.      Sumber Istilah

             1.         Kosakata Bahasa Indonesia
Kata Indonesia yang dapat dijadikan bahan istilah ialah kata umum, baik yang lazim maupun yang tidak lazim, yang memenuhi salah satu syarat atau lebih yang berikut ini.
       a.            Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang dimaksudkan, seperti tunak (steady), telus (percolate), imak (simulate).
      b.            Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang berujukan sama seperti gulma jika dibandingkan dengan tumbuhan pengganggu, suaka (politik) dibandingkan dengan perlindungan (potitik).
       c.            Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan yang sedap didengar (eufonik), seperti pramuria jika tidak dibandingkan dengan hostes, tunakarya dibandingkan dengan penganggur.
Di samping itu, istilah dapat berupa kata umum yang diberi makna baru atau makna khusus dengan jalan menyempitkan atau meluaskan makna asalnya.
Misalnya:         berumah dua               garam              garis bapak
gaya                             hari jatuh         hitung dagang
pejabat teras                peka                 suaka politik
         2.         Kosakata Bahasa Serumpun
Jika di dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang dengan tepat dapat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan, maka istilah dicari dalam bahasa serumpun, baik yang lazim maupun yang tidak lazim.
Misalnya:         Istilah yang lazim      Istilah yang tidak lazim atau sudah kuno
gambut (Banjar)          gawai (Jawa)
nyeri (Sunda)              luah (Bali, Bugis, Minangkabau, Sunda)
              3.         Kosakata Bahasa Asing
Jika baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa serumpun tidak ditemukan istilah yang tepat, maka bahasa asing dapat dijadikan sumber peristilahan Indonesia. Istilah baru dapat dibentuk dengan jalan menerjemahkan, menyerap, dan menyerap sekaligus menerjemahkan istilah asing.Istilah baru dapat dibentuk dengan menerjemahkan istilah asing.
Misalnya:         samenwerking                         kerjasama
balanced budget                      anggaran berimbang

   C.    Aspek Tata Bahasa Dalam Peristilahan

             1.         Penggunaan Kata Dasar
Istilah dapat berbentuk kata dasar.
Misalnya:         asam                gaya                 rumput
                        sudut               volt                  watt
Jika bentuk dapat dipilih antara kata dasar dan kata turunan, bentuk kata dasarlah yang diprioritaskan dengan syarat bahwa konsep dasarnya tidak berubah.
Misalnya:         gulma              lebih baik daripada                  tumbuhan pengganggu
harga jual        lebih baik daripada                  harga penjualan

         2.         Proses Pengulangan
Istilah yang mengungkapkan konsep keanekaan, kemiripan, kumpulan, pengaburan, atau perampatan (generalisasi) dapat dibentuk dengan reduplikasi.
Misalnya:           baris                 baris-berbaris
daun                dedaunan
jari                   jejari
kacang             kacang-kacangan

         3.         Proses Penggabungan
Istilah yang berupa gabungan kata sedapat-dapatnya berbentuk singkat mengikuti contoh meja tulis, kerja sama, sekolah menengah.
Misalnya:         angkat besi                  balok kotak (box girder)
daya angkut                direktur muda

  D.    Aspek Semantik Peristilahan

              1.         Perangkat Istilah Yang Bersistem
Dalam  bidang  tertentu  deret  konsep yang berkaitan dinyatakan dengan perangkat istilah yang strukturnya juga mencerminkan bentuk yang berkaitan dengan konsisten.
Misalnya:
a. morpheme                morfem
   phoneme                   fonem
   sememe                     semem
   taxeme                      taksem
b.eigendomsrecht        hak milik
   kiesrecht                   hak pilih
   stakingsrecht             hak mogok
c.power                       daya
        horse power               daya kuda

              2.         Sinonim dan Kesinoniman
Dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi berlainan bentuk luarnya, disebut sinonim. Jika terdapat istilah yang sinonim, maka perlu diadakan seleksi berdasarkan ketiga golongan istilah yang berikut.
  a.       Istilah yang diutamakan, yakni istilah yang pemakaiannya dianjurkan sebagai istilah baku.
Misalnya:         gulma lebih baik daripada tumbuhan pengganggu
hutan bakau (mangrove forest) lebih baik daripada hutan payau
partikel (particle) lebih baik daripada bagian kecil
  b.      Istilah yang diizinkan, yakni istilah yang diakui di samping istilah yang diutamakan.Misalnya:

Istilah yang
Diizinkan

Istilah yang
Diutamakan
Istilah Asing
absorb akselerasi diameter kekerapan nisbi temperatur
serap percepatan garis tengah frekuensi relatif
suhu
absorb acceleration diameter frequency relative temperature

   c.       Istilah yang dijauhkan, yakni sinonim istilah yang menyalahi asas penamaan dan pengistilahan.Oleh karena itu, perlu ditinggalkan.
Misalnya:         zat lemas         harus diganti dengan               nitrogen
                        saran diri         harus diganti dengau               autosugesti
ilmu pisah        harus diganti dengan               ilmu kimia
ilmu pasti         harus diganti dengan               matematika.

              3.         Homonim dan Kehomoniman
Homonim ialah bentuk (istilah) yang sama ejaan atau lafalnya, tetapi yang mengungkapkan makna yang berbeda karena berasal dari asal yang berlainan. Ada dua jenis homonim, yaitu homograf dan homofon.
a. Homograf ialah bentuk istilah yang sama ejaannya, tetapi mungkin lain lafalnya.
Misalnya:         teras (‘inti’)                 dengan            teras (‘bagian rumah’)
b. Homofon ialah bentuk sama lafalnya, tetapi berlainan ejaannya.
Misalnya:         bank                dengan                        bang
sanksi              dengan                        sangsi

               4.         Hiponim dan Kehiponiman
Hiponim ialah bentuk yang maknanya terangkum oleh bentuk superordinatnya yang mempunyai makna yang lebih luas.Misalnya kata mawar, melati, cempaka masing-masimg disebut hiponim terhadap kata bunga yang menjadi superordinatnya.
Di dalam terjemahan, istilah superordinat pada umumnya tidak disalin dengan salah satu hiponimnya, kecuali jika dalam bahasa Indonesia tidak terdapat istilah superordinatnya. Kata poultry, misalnya, diterjemahkan dengan unggas, dan tidak dengan ayam atau bebek.
Jika tidak ada pasangan istilah superordinatnya dalam bahasa Indonesia, maka konteks situasi atau ikatan kalimat suatu superordinat asing akan menentukan hiponim Indonesia mana yang harus dipilih. Kata rice, misalnya, dapat diterjemahkan dengan padi, gabah, beras, atau nasi, bergantung pada konteksnya.

               5.         Kepoliseman
Kepoliseman ialah gejala keanekaan makna yang dimiliki oleh bentuk (istilah).Kepoliseman itu timbul karena pergeseran oleh makna atau tafsiran yang berbeda. Misalnya, kepala (jawatan), kepala (orang), kepala (sarung).
Bentuk asing yang sifatnya polisem harus diterjemahkan sesuai dengan arti dalam konteksnya. Karena medan makna yang berbeda, suatu kata asing tidak selalu berpadanan dengan kata Indonesia yang sama.
Misalnya:
a.(cushion) head                topi (tiang-pancang)
   head (gate)                     (pintu air) atas
   (nuclear) head                hulu (nuklir)
(velocity) head                    tinggi (tenaga kecepatan)
b.(detonating) fuse                 sumbu (ledak)
 fuse                                sekering
 to fuse                            melebur, berpadu

    E.     Istilah Singkatan dan Lambang

                1.         Istilah Singkatan
Istilah singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya dipendekkan menurut tiga cara yang berikut :
    a.       Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih, tetapi yang bentuk lisannya sesuai dengan bentuk istilah lengkapnya.
Misalnya:         cm       yang dilisankan           sentimeter
L          yang dilisankan           liter
sin        yang dilisankan           sinus
    b.      Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang lazim dilisankan huruf demi huruf.
Misalnya:         KVA (kilo-volt-ampere)           yang dilisankan           k-v-a
TL (tube luminescent)              yang dilisankan           t-l
    c.       Istilah yang dibentuk dengan menanggalkan sebagian unsurnya.
Misalnya:         ekspres                        (yang berasal dari kereta api ekspres)
harian              (yang berasal dari surat kabar harian)

         2.         Istilah Akronim
Istilah akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Misalnya:         Laser               (light amplification by stimulated emission of radiation)                   Radar              (radio detecting and ranging)

              3.         Huruf Lambang
Huruf  Iambang  ialah  satu huruf atau lebih yang melambangkan konsep dasar  ilmiah seperti kuantitas, satuan, dan unsur. Huruf lambang tidak diberi titik di belakangnya.
 Misalnya:         F                      gaya
                         Hg                   air raksa (kimia)

              4.         Gambar Lambang
Gambar lambang ialah gambar atau tanda lain yang melambangkan konsep ilmiah menurut konvensi bidang ilmu yang bersangkutan.
Misalnya:
             identik                   (matematika)
             jumlah beruntun    (matematika)
~             setara                     (matematika)

              5.         Satuan Dasar Sistem Internasional (SI)
Satuan dasar Système Internasional d'Unités yang diperjanjikan secara internasional dinyatakan dengan huruf lambang.Misalnya:
        Besaran Dasar            Lambang          Satuan dasar
arus listrik                    A                     ampera
massa                           kg                    kilogram
panjang                        m                     meter

               6.         Kelipatan dan Fraksi Satuan Dasar
Untuk menyatakan kelipatan dan fraksi satuan dasar atau turunan digunakan nama dan lambang bentuk terikat berikut.
           Faktor                  Lambang                     Bentuk Terikat            Misal
           1012                 T                                  tera-                             terahertz
106                  M                                           mega-                          megaton
103                  k                                             kilo-                             kiloliter

            7.         Sistem Bilangan Besar
Sistem bilangan besar di alas satu juta yang dianjurkan adalah sebagai berikut.
109                              biliun               jumlah nol 9
            1012                            triliun               jumlah nol 12
              8.         Tanda Desimal
Sistem satuan Internasional menentukan bahwa tanda desimal dapat dinyatakan dengan koma atau titik.Misalnya: 3,0 atau 3.52

     F.     EJAAN DALAM PERISTILAHAN

              1.         Ejaan Fonemik
     Penulisan istilah pada umumnya berdasarkan ejaan fonemik artinya, hanya satuan bunyi yang berfungsi dalam bahasa Indonesia yang dilambangkan dengan huruf.
Misalnya:         standar bukan standard                       teks bukan text

         2.         Ejaan Etimologi
Untuk menegaskan makna yang berbeda, istilah yang homonim dengan kata lain dapat ditulis dengan mempertimbangkan etimologinya, yakni sejarahnya sehingga bentuknya berlainan walaupun lafalnya mungkin sama.
Misalnya:         bank dengan bang                   sanksi dengan sangsi

              3.         Transliterasi
Pengejaan istilah dapat juga dilakukan menurut aturan transliterasi, yakni penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, lepas dari bunyi lafal yang sebenarnya. Hal itu, misalnya, diterapkan menurut anjuran International Organization for Standardization (ISO) pada huruf Arab (rekomendasi ISO-R 233), Yunani (rekomendasi ISO-R 315), Kiril (Rusia) (rekomendasi ISO-R 9) yang dialihkan ke huruf Latin.
Misalnya:                     yaum ul-adha                          (hari kurban)
Suksma                                    (sukma)

              4.         Ejaan Nama Diri
Ejaan nama diri termasuk merek dagang yang di dalam bahasa aslinya ditulis dengan huruf Latin dan tidak diubah.
Misalnya :                    Baekelund                   Cannizaro
Aquadag                     Daeron

              5.         Penyesuaian Ejaan
Dalam perkembangannya,bahasa Indonesia menyerap unsur berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris.Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat di bagi atas tiga golongan besar.
Pertama, unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu lagi di ubah ejaannya.Misalnya:sirsak, iklan, otonomi, dongkrak, pikir, paham, aki.
Kedua, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti shuttle, cook, realestate.Unsur-unsur ini di pakai di dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Ketiga, unsur yang pengucapannya dan penulisannya di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.Dalam hal ini diusahakan agar ejaan bahasa asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.

              6.         Penyesuaian Huruf Gugus Konsonan Asing
Huruf gugus konsonan pada istilah asing yang tidak diterjemahkan dan diterima ke dalam bahasa Indonesia, sedapat-dapatnya dipertahankan bentuk visualnya.
a.       Huruf gugus konsonan di awal atau di tengah
b.      Huruf gugus konsonan akhir
c.       Huruf gugus konsonan akhir yang memperoleh a

           7.         Penyesuaian Imbuhan Asing
a.       Penyesuaian Akhiran
Di samping pegangan untuk penyesuaian huruf istilah asing tersebut diatas, berikut ini didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia.Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh.Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh disamping kata standar, implemen, dan objek.
b.      Penyesuaian Awalan
Awalan asing yang bersumber dari bahasa Indo-Eropa dapat dipertimbangkan pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah disesuaikan ejaannya.


BAB III
PENUTUP

                                                                                 
Kesimpulan
Perubahan tatanan kehidupan dunia yang baru dengan adanya globalisasi telah mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat.Seluruh sendi kehidupan masyarakat mengalami perubahan terutama mengarah pada persiapan memasuki tatanan baru tersebut.Penggunaan bahasa asing terutama bahasa Inggris memasuki berbagai sendi kehidupan terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Perubahan itu mewarnai perkembangan kosakata atau istilah bahasa Indonesia.
Kosakata atau istilah bahasa asing masuk ke dalam bahasa Indonesia bersama masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan kebudayaan ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Berbagai perubahan itu perlu ditampung dalam proses pengalihan kosakata, khususnya istilah bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.Untuk itu dengan adanya Pedoman Umum Pembentukan Istilah itu sendiri akan menampung berbagai perubahan tersebut kearah yang lebih baik.
Dan dengan adanya Pedoman Umum Pembentukan Istilah ini diharapkan agar dapat mempercepat laju perkembangan istilah bahasa Indonesia karena masyarakat dapat menciptakan istilah sendiri berdasarkan tata cara pembentukan istilah yang digunakan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar